Jumat, 28 November 2008

Gerimis


Aku tinggalkan penat saat melangkah keluar dari pintu itu. Lelah rasanya mengurusi PR anak-anak yang harus kuberikan, menggambar grafik kemajuan dan melengkapi beberapa data yang kurang.
Dan saat langkah demi langkah semakin jauh dari penat,bahkan putaran roda angkot menjaraki, ku kira aku bisa benar-benar mengakhirinya.
Langit berubah abu-abu, dan udara menghembuskan nafas dingin yang menusuk.Aku rasa, cuaca sore ini akan semakin melengkapi kepenatanku ini.
Aku berjalan semakin cepat seiring awan yang menggumpal semakin pekat. Namun langkahku tidak bisa membuat mendung menahan titik-titik kecil airnya. Mereka pun turun, menyerbu bumi dengan bulir-bulir tajam yang ringan.
Mereka pun turun, membuatku terpaksa mengeluarkan payung kecil yang selalu ku bawa dalam tasku.Dan aku berjalan sendirian, di sore yang basah dan kelabu.
Hingga tiba di sebuah lorong gang kecil yang panjang. Dibentengi dinding tembok tinggi dan pohon-pohon alpukat berdaun lebat, yang saat hendak berbuah digerayangi banyak ulat hijau yang besar dan gendut, dan terkadang ulat-ulat itu bergelantungan di ranting-ranting pohonnya dan berjatuhan saat kita melintasi gang. Gang itu sepi, dan warna sore ini membuatnya semakin terasa sepi.
Langkah malasku pun mengiringi.
Di depan sana, setelah lorong gang habis, ada jalan kecil dikelilingi beberapa petak sawah di kanan-kirinya. Saat semakin dekat dengan mulut gang, aku berjalan perlahan, memerhatikan langkahku karena jalannya menurun dan licin.
Dan ketika keluar dari gang itu, aku seperti diberikan "birthday surprise", saat lampu tiba-tiba mati dan secara perlahan setitik cahaya emas keperakan diatas lilin kecil yang dibawa teman dan kerabat terdekat perlahan mendekat sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Seperti itulah kurang lebih rasanya saat aku keluar dari mulut gang kecil yang sepi itu;
Warna langit tidak lagi abu-abu, aku lihat di sebelah barat diantara hamparan padi yang masih hijau itu, ada cahaya hangat mentari yang beranjak turun. Langit kini berwarna cerah dalam sore yang gerimis. Lalu aku perhatikan titik-titik kecilnya yang halus, yang menerawang dalam cahaya terang senja, membuatku merindukan seseorang.
Seseorang yang aku harapkan bisa berjalan bersama di bawah gerimis.

dan, aku suka sore ini. Bergerimis.

Sabtu, 22 November 2008

Life Title

Kehidupan ini mempunyai judul yang berbeda-beda.

Setiap judul, berkembang menjadi lembaran-lembaran cerita dalam sebuah buku kehidupan kita.

,dan

Judul kehidupanku kali ini adalah "Hide and don't want to be Sought".

Hanya ingin


Aku sedang ingin berlari.
Jauh hingga tak seorang pun bisa mengejarku.
Aku ingin berlari. Hanya ingin.
Namun sesuatu berbisik lembut ditelingaku:
"Jangan berlari. Jangan. Karena kamu tidak akan menemukan jawaban ketenangan jika berlari. Jangan berlari. Jangan ingin sendiri dan sembunyi. Jangan jika tidak ingin menyesali."
Lalu aku harus apa??
Aku hanya ingin berlari. Namun kata-kata itu seperti merantaiku dengan ranting mawar. Aku tidak sanggup kemana-mana.

Senin, 03 November 2008

Aku si Hampa

Seperti ruang dalam sebuah silinder. Kosong.
Itulah aku hari ini.
Banyaknya kesibukan rupanya membuatku bingung. Banyak yang terfikir, tapi semua hampa. Aku begitu hampa dan lelah hingga aku ingin, ingin sekali merebahkan diri dalam hampanya udara. Ingin melayang dan jadi ringan.

Habis itu, apa??

dan,

ywirtworyepghdgbvm.xcbvdzsugtepita[;jfsl;af.sdmvbdzxjkghepigyh;akhg.zvb/z,vnsdlkgheptgyewt

Yang ada dalam fikiranku kini seperti huruf-huruf berantakan itu. Kacau.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...