Minggu, 28 Desember 2008

Meninggalkan Jejaring

hujan merimis, mungkin langit sedang meniriskan mendung di atas sana.
cuaca pun mendramatisir, memelankolis.
sejenak ku tatap kembali jejak-jejak kecil yang mulai kesepian, mulai nelangsa.
lalu ku tatap kembali jalan setapak dihadapanku, ada ragu yang begitu aku benci, ada harapan yang sedang malas mengepak sayap, dan ada banyak kesempatan yang menunggu di setiap persimpangan.
Aku meragu, aku mengharap, aku mencari kesempatan.
tapi, ahh....haruskah kutinggalkan jejaring itu?
jejaring yang kita pintal bersama selama lebih dari empat musim?
tapi,
ada kau di sana, ada kita, ada semua outline naskah cerita masa depan kehidupan kita.
bagaimana ini?
langit mengelabu pekat awan-awan,
aku tidak diam, tidak pun melangkah, aku
pasrah saja.....

Curhat pada Tuhan


Tuhan,
Kau bilang aku boleh meminta apapun kepadaMU.
apapun itu, pasti Kau akan mengabulkannya, iya kan?
kalau begitu,
kali ini aku ingin meminta satu hal
yang hanya Kau dan aku yang tahu.
rahasiakan ini, ya!!

dan,
do'aku beterbangan dibawa angin malam ini,
kemudian mengendap bersama awan-awan,
ikut menemani
taburan bintang dan bulan yang berkilauan keemasan,
perlahan, bergerak seiring hembusan angin
jauh....jauh sekali angin membawanya
melintasi waktu untuk menanti
terbawa pulang hujan yang membawa banyak berkah
kemudian, terwujudlah semua do'a yang selama ini
ku pinta,
amin.

Minggu, 07 Desember 2008

Kemarin Sore

Gerimis,
sedang marahkah engkau
membawa serta petir bersamamu?

Rabu, 03 Desember 2008

Malam INI

Girl (12-13) sitting on steps outdoors

Dingin
membuatku ingin...

Dingin,
dan aku ingin
dipelukMu dalam dingin.

Selasa, 02 Desember 2008

sePiaku

...................................

Malam larut
dan aku kalut,
merunut waktu, menanti kantuk
gelisah, aku mengharap ragu
bilamana dering melagu
karena aku rindu.

Akhir November,
dan dedaunan belum ingin mengering.

Jumat, 28 November 2008

Gerimis


Aku tinggalkan penat saat melangkah keluar dari pintu itu. Lelah rasanya mengurusi PR anak-anak yang harus kuberikan, menggambar grafik kemajuan dan melengkapi beberapa data yang kurang.
Dan saat langkah demi langkah semakin jauh dari penat,bahkan putaran roda angkot menjaraki, ku kira aku bisa benar-benar mengakhirinya.
Langit berubah abu-abu, dan udara menghembuskan nafas dingin yang menusuk.Aku rasa, cuaca sore ini akan semakin melengkapi kepenatanku ini.
Aku berjalan semakin cepat seiring awan yang menggumpal semakin pekat. Namun langkahku tidak bisa membuat mendung menahan titik-titik kecil airnya. Mereka pun turun, menyerbu bumi dengan bulir-bulir tajam yang ringan.
Mereka pun turun, membuatku terpaksa mengeluarkan payung kecil yang selalu ku bawa dalam tasku.Dan aku berjalan sendirian, di sore yang basah dan kelabu.
Hingga tiba di sebuah lorong gang kecil yang panjang. Dibentengi dinding tembok tinggi dan pohon-pohon alpukat berdaun lebat, yang saat hendak berbuah digerayangi banyak ulat hijau yang besar dan gendut, dan terkadang ulat-ulat itu bergelantungan di ranting-ranting pohonnya dan berjatuhan saat kita melintasi gang. Gang itu sepi, dan warna sore ini membuatnya semakin terasa sepi.
Langkah malasku pun mengiringi.
Di depan sana, setelah lorong gang habis, ada jalan kecil dikelilingi beberapa petak sawah di kanan-kirinya. Saat semakin dekat dengan mulut gang, aku berjalan perlahan, memerhatikan langkahku karena jalannya menurun dan licin.
Dan ketika keluar dari gang itu, aku seperti diberikan "birthday surprise", saat lampu tiba-tiba mati dan secara perlahan setitik cahaya emas keperakan diatas lilin kecil yang dibawa teman dan kerabat terdekat perlahan mendekat sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Seperti itulah kurang lebih rasanya saat aku keluar dari mulut gang kecil yang sepi itu;
Warna langit tidak lagi abu-abu, aku lihat di sebelah barat diantara hamparan padi yang masih hijau itu, ada cahaya hangat mentari yang beranjak turun. Langit kini berwarna cerah dalam sore yang gerimis. Lalu aku perhatikan titik-titik kecilnya yang halus, yang menerawang dalam cahaya terang senja, membuatku merindukan seseorang.
Seseorang yang aku harapkan bisa berjalan bersama di bawah gerimis.

dan, aku suka sore ini. Bergerimis.

Sabtu, 22 November 2008

Life Title

Kehidupan ini mempunyai judul yang berbeda-beda.

Setiap judul, berkembang menjadi lembaran-lembaran cerita dalam sebuah buku kehidupan kita.

,dan

Judul kehidupanku kali ini adalah "Hide and don't want to be Sought".

Hanya ingin


Aku sedang ingin berlari.
Jauh hingga tak seorang pun bisa mengejarku.
Aku ingin berlari. Hanya ingin.
Namun sesuatu berbisik lembut ditelingaku:
"Jangan berlari. Jangan. Karena kamu tidak akan menemukan jawaban ketenangan jika berlari. Jangan berlari. Jangan ingin sendiri dan sembunyi. Jangan jika tidak ingin menyesali."
Lalu aku harus apa??
Aku hanya ingin berlari. Namun kata-kata itu seperti merantaiku dengan ranting mawar. Aku tidak sanggup kemana-mana.

Senin, 03 November 2008

Aku si Hampa

Seperti ruang dalam sebuah silinder. Kosong.
Itulah aku hari ini.
Banyaknya kesibukan rupanya membuatku bingung. Banyak yang terfikir, tapi semua hampa. Aku begitu hampa dan lelah hingga aku ingin, ingin sekali merebahkan diri dalam hampanya udara. Ingin melayang dan jadi ringan.

Habis itu, apa??

dan,

ywirtworyepghdgbvm.xcbvdzsugtepita[;jfsl;af.sdmvbdzxjkghepigyh;akhg.zvb/z,vnsdlkgheptgyewt

Yang ada dalam fikiranku kini seperti huruf-huruf berantakan itu. Kacau.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Aku ingin jadi Laut



"Saat itulah, saya melihat laut di sana. Ya, laut Utara. Duduk diam berpegangan pada langit. Begitu tenangnya. Begitu menakjubkannya. Dengan segala rendah hati, langit berbagi biru padanya, lalu jatuh cinta. Lalu mereka saling diam, menyimpan perasaan dengan bijaksana untuk sebuah keindahan. Ya, di sana saya tahu, saya tahu mengapa langit selalu jatuh cinta pada laut. Karena hanya laut yang memahami birunya langit. Hanya laut yang tetap berada di sana meski mendung, hujan, angin berusaha menjaraki mereka. Bukankah hanya laut yang tetap menyimpan biru, meski langit sedang abu-abu?"
taken from this:)

,dan tiba-tiba saja...aku ingin jadi laut.
Laut yang dicintai langit.

Aku Hari Ini



"sesekali, berdirilah di tempat aku berdiri--di tempat aku melihat--di tempat aku mendengar"
kutipan dari sini

Kalimat itu, andai saja aku bisa mengatakannya padanya. Andai saja bisa. Aku begitu rapuh, hingga tidak ada yang bisa aku lakukan.
Saat hati dibakar api cemburu, aku hanya mampu meredamnya sendirian, menenggelamkan diri dalam tajamnya dingin yang bersekongkol dengan segala fikiran-tak-karuan tentangmu.
Aku sungguh tidak meragukanmu. Sama sekali tidak.
Hanya saja, rasa takut begitu menguasaiku. Akan sebuah rasa yang dulu sekali pernah aku cicipi pahitnya hingga aku tidak mau lagi, sungguh, rasakan kembali--Kehilangan.
Maka, sesekali cobalah berdiri di tempat aku berdiri, sayang. Rasakan apa yang aku rasa.
Rasakan takut itu.
Rasakan semua ketidakberdayaanku juga,
untuk bisa bertemu denganmu.

...kang,


kang...,
masih merangkai setiakah?

diantara kerlipan sinaran gemintang itu
akankah sinarku kan tetap lebih terang buatmu?

kang...,
asal kau tahu saja,
aku tak ingin menyetia sendirian
tetap temani aku, ya
untuk setia :)

Rabu, 15 Oktober 2008

Jika aku boleh menganalogikan

Ada seorang laki-laki yang aku kenal begitu dekat, dan dia, menurutku, tidak mengerti sama sekali tentang perempuan. Memang, dia begitu hati-hati memperlakukan kami, perempuan, tapi saat harus berurusan hati dengan perempuan dia bisa ketar-ketir tanpa dia sadari sendiri.

Begini, aku beritahu kalian, laki-laki, sedikit saja tentang perempuan:
Jika aku harus menganalogikan kaum perempuan dengan makhluk lain, maka aku akan menganalogikannya dengan kucing.
Seekor kucing akan jadi ketagihan saat ada seseorang yang memberinya makan. Dia akan mengikuti kemana pun si pemberi makan itu pergi. Karena bagi kucing itu, si pemberi makan adalah kehidupan buat dia.
Maksudku disini, kalau tidak serius berurusan hati dengan kami, perempuan, maka jangan memberi harapan apapun, karena kami akan berharap lebih dari yang kalian, laki-laki, kira.
Kemudian, jika aku menganalogikannya lagi, maka aku akan katakan bahwa perempuan itu laksana sayap kupu-kupu. Indah dan rapuh. Coba saja kalian pegang sayapnya, jika tidak memegangnya dengan hati-hati, warna-warni cantik sayap kupu-kupu itu akan tercacati oleh tangan-tangan kasar kalian.

Selebihnya, jika kalian kebingungan menghadapi kami, jawabanku cuma satu:
Kami sendiripun kadang tidak tahu dengan apa yang kami lakuan:p

Selasa, 14 Oktober 2008

Pegangi aku

Pegangi aku Allah...
Pegangi aku...
Karena aku tak mau lagi,
sungguh tak mau lagi terjatuhkan di dasar lorong yang sama.

Pegangi aku Allah....
Pegangi....
Karena imanku sedang tergoyahkan kini.


Tolong pegangi aku Ya Allah Gusti nu Agung...

Minggu, 12 Oktober 2008

NIJI


Hari ini,
aku mencoba melukis pelangi diantara bauran putih-biru langit Bandung yang belakangan muram dibalut awan kelabu,
dan aku temukan satu pertanyaan,

"Apakah lengkungan jalan warna-warni itu bisa membawaku ke tempatmu, sayang?"

Selasa, 07 Oktober 2008

BULIR


Adakah kau temukan bulir embun pagi di tempatmu?
lihatlah lebih dalam,
ada aku dalam bulatan kecil kaca air itu,
ada aku sedang meniti helai demi helai rindu yang terkumpul lama semenjak kau jauh,
melalui bulir itu,
bulir air mataku,
aku ungkapkan rasa rinduku padamu.




Rasa ini, rasa yang menyesakkan. Tahu kah kau? ... Menyesakkan.

Minggu, 05 Oktober 2008

Waiting in Vain


Saat rindu mengontaminasi hati,
kenapa waktu berjalan begitu lambat?

Aku kini, lalui semua sisa waktu ini, masih sendiri.
Sama saja buatku.
Aku menanti.
Waktu berlalu.
Dan, aku masih menanti. Walau waktu pun berlalu.

Berlalulah waktu... Berlalulah...
Agar tak sia-sia penantianku.
Berlalulah dengan cepat...
Agar rindu ini tak semakin akut menjalari hatiku.
Berlalulah waktu...
Berlalulah...
Agar aku bisa segera temui waktu saat ku bertemu kekasihku.


Aku berharap waktu tidak berhenti berlalu, karena jika begitu, I would wait in vain then.

Mencari Celah


Riuh suara dedaunan bergesekan tersenggol hembusan angin. Dinginnya nyata menusuki kulitku sore ini. Aku bergidik mengusap-usap pangkal lenganku dan merungkut menenggelamkan wajahku semakin dalam diantara lutut yang gemetar.
Aku sendirian di sore yang berangin ini. Mengharapkan sesuatu. Seseorang.

Sore pun berlalu, matahari bergegas pulang menggiring serta harapanku kedalam gelap.

Gelap?? Harapan?? Menjadi Gelap??
Gelapkah?
Aku tidak tahu. Mungkin saja harapan itu memang menjadi gelap saat aku ingin lelap dalam senyap yang pengap dan terlupa. Sejenak terlupa akan semua harapan. Maka ku gelapkan saja.
Dan saat mentari merangkak pelan dari ufuk timur keesokan harinya, mungkin aku kan dapati kembali harapan yang cerah dan hangat, menyapaku dengan tatapan semangat yang berartikan bahwa "harapanku adalah hidupku, teruslah berharap walau hanya ada sedikit celah"

Lalu dimanakah celah itu berada?
Benarkah harapan itu adalah hidupku? Benarkah aku harus terus berharap?
Sesungguhnya hidup ini memang penuh dengan ketidakpastian.

Sabtu, 04 Oktober 2008

Am I sailing alone?



I've been thinking for months just to find the answer.
Am I sailing alone in this journey?
Then where are you?
Why do you let me alone?

Sepanjang Jalan Bergaris

Ada cerita di setiap garis melintang itu..., tapi itu dulu, dulu sekali ketika cinta masih berada dijalurnya, saat cinta belum berbaur dengan amarah.

dia,
membuatku benar-benar menyesali semua waktu yang aku habiskan bersamanya.
Membuatku membenci sebagian diriku.
Membuatku sesak dengan setiap kilasan adegan dalam memori yang begitu ingin aku lupakan.
Dia, begitu ingin aku benci, tapi aku tak kuasa membencinya, aku tak kuasa membenci siapapun, karena aku tak bisa, tak terbiasa.


Aku jatuh cinta padanya, dulu sekali, dan dia membuatku jatuh karena mencintainya. Jatuh terlalu dalam.

Kamis, 18 September 2008

aimjeleus

Aku tidak akan menganalogikan perasaan ini dengan apapun.
Aku akan katakan dengan gamblang dan jujur.
Bahwa ada rasa yang aku tidak bisa sembunyikan.
Rasa yang selama ini membuatku gerah.
Akan ku tulis besar-besar disini nama rasa itu.
Agar kau sadari, bahwa aku tidak suka.
Aku tidak sedang marah.
Bukan.
Ini bukan marah.
Tapi kau tahu?
Terlepas dari kenyataan bahwa semua itu hanyalah masa lalumu saja,
rasa ini begitu menggangguku.


Aku


CEMBURU

helaan angin pagi ini

helaan angin pagi ini
ada diantara aku dan mentari
helaan angin pagi ini
dinginnya pekat menyengat mengawali hari
helaan angin pagi ini
mengantarkan merdu siulan kenari
helaan angin pagi ini
anonim sebuah rasa di hati

Selasa, 16 September 2008

Planet Mars

Aku Dan Bintang
by: PeterPan

Lihat ke langit luas
Dan semua musim terus berganti
Tetap bermain awan
Merangkai mimpi dengan khayalku
Selalu bermimpi dengan hariku
Pernah kau lihat bintang
Bersinar putih penuh harapan
Tangan halusnya terbuka
Coba temani, dekati aku
Selalu terangi gelap malamku
Dan rasakan semua bintang
Memanggil tawamu terbang ke atas
Tinggalkan semua, hanya kita dan bintang
Yang terindah meski terlupakan
Dan selalu terangi dunia
Mereka-reka, hanya aku dan bintang


Ingat ini sahabat??
27 Agustus 2004 lalu di Observatorium Bosscha Lembang; kita, Planet Mars dan lagu ini.

Kalian ingat, waktu itu kita habiskan malam yang menyenangkan, tidak peduli berapa banyak orang yang ada dan sedingin apa Bosscha saat itu, kita tetap merasa nyaman bersama. Hangat dalam nyamannya persahabatan. Kita tertawa, bermain permainan "gagarudaan", bercanda, benyanyi, kedinginan, ketakutan, bahkan Dadun terjatuh ke selokan....hehehe...
aahhh...Betapa aku merindukan kalian semua,
merindukan tertawa bersama, merindukan marah yang selalu ada disetiap candaan, merindukan setiap kegiatan kerja kelompok yang tidak pernah serius, merindukan latihan senam bersama dirumahku dan mpit,
Aku rindu kebersamaan kita.

Senin, 15 September 2008

Langit Gerimis


Aku selalu suka langit, karena langit punya banyak warna, punya banyak perasaan. Aku bisa lihat berbedanya warna dan perasaan saat langit cerah dan mendung. Ada banyak perasaan yang mencoba untuk dimengerti dalam nuansa warnanya yang beragam.
Dibalik itu semua, langit menyimpan misteri, dan menutup rapat semua rahasia.

Aku mengagumi semua yang ada padanya; matahari, bulan, bintang, pelangi, awan, bahkan mendung yang menjadikan hujan; tapi aku lebih suka hujan gerimis saat langit cerah dan hangat mentari yang bersahabat dengan rintik-rintik kecil itu; ironis, magis dan romantis.
Suatu saat nanti, aku ingin berlari di bawah gerimis denganmu disampingku, memayungiku dengan telapak tanganmu yang kasar dari lembutnya tetesan kecil gerimis itu. Kemudian mencari tempat berteduh menanti rintik lelah menari-nari di atas dedaunan, atap-atap rumah, tanah lapang merah, jalanan aspal, kolam-kolam ikan,...Menanti gerimis reda, mungkin di teras depan sebuah toko, bersamamu, berdua, dan mungkin, sambil membicarakan enaknya minum teh hangat disaat cuaca seperti itu.

Ya... aku ingin bersamamu, di cuaca apapun.

Jumat, 12 September 2008

Damai


Kata itu begitu melekat dengan namanya, dan harusnya juga dengan kehidupannya.
September ini, harusnya juga jadi miliknya, dimana kedamaian, kebahagiaan dan kasih sayang berbaur jadi satu, dan doa menjadi satu-satunya kado termanis yang ia terima.
Tapi, tidak ada yang bisa menebak kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian.
Setiap kebahagiaan nyatanya membutuhkan pengorbanan, dan perjuangan yang tidak gampang untuk meraihnya.
Aku tahu, dia jatuh bangun mengumpulkan titik-titik kebahagian yang ia harapkan bisa menjadi gambaran indah kehidupannya, namun titik-titik itu terlalu banyak hingga ia sendiri kewalahan menyusunnya, dan sebagaimana sebuah titik, ukurannya terlalu kecil hingga butuh kejelian untuk bisa menempatkannya disusunan yang tepat agar gambaran hidupnya terbentuk sempurna.
Dan sayangnya, kita tak pernah mungkin bisa mengecap kesempurnaan, yang berarti dia tak akan pernah bisa membentuk gambaran kesempurnaan hidupnya walau sekeras apapun dia berusaha dan sebanyak apapun orang menuntutnya sempurna.




Tapi satu hal yang pasti, aku tidak akan pernah pergi, walau semua orang berlari menjauhimu, mal.
Maka jangan bersedih, ada aku disini.

Rabu, 27 Agustus 2008

Life's changing.




Aku menatap kosong langit mendung siang ini dan berharap bisa menemukan jawaban diantara padatnya gumpalan awan-awan pucat itu.

dan lama......

Apa masih ada pintu kebahagiaan untukku? Kalau pun itu ada, apakah aku kan temukan kunci untuk membukanya? Apakah membukanya akan semudah seperti orang-orang lain yang telah menemukannya lebih awal?

Aku tidak tahu.

Sepertinya, pintu itu terus menjauhiku. Dia mempermainkan aku. Kadang dekat dan tak terkunci hingga aku bisa hampir dengan mudah memasukinya, tapi seketika dia bisa begitu jauh bahkan tersembunyi, aku pun tertinggal sendiri tanpa pintu apapun disekelilingku, hanya sendiri dalam kosong.

Sejenak lalu,
riang, tanpa beban;
tenang, penuh harapan;

sejenak kemudian,
kesal, marah;
muak, pasrah;

why is life changing so easily?

Minggu, 24 Agustus 2008

15 Agustus 2008 lalu

Langit Bandung sepi! Lagi-lagi mendung melahap bintang-bintang itu, dan bulan yang kemarin hampir terlupakan pun dibuat muram olehnya.

Hari itu. Sepertinya... Aku pernah mengalaminya.
Situasi persis seperti itu, dimana hujan, angin dan petir jadi satu.
Langit sepertinya marah.
Entahlah...Tapi kurasa, suasana seperti itu adalah refleksi cuaca hatiku hari itu.
Aku menangis saat itu. Menangisi kedatanganmu yang lagi-lagi,
tak jadi.
Aku tidak ingin menangis, sebenarnya, tapi aku sungguh tak kuasa menahan bulir air mata pertamaku. Setetes mengalir. Kemudian bertetes-tetes, menganak mengikuti lekukan pipiku, dan.... jatuh.
Aku menangis...dan aku biarkan diriku tenggelam dalam isakan yang tersembunyi, sunyi.
Bagiku saat itu, menangis adalah obat penyembuh ampuh.

Langit pun seolah merasakan kesedihanku. Ia hitam dan menggumpal. Marah.
Saat tak sanggup lagi menahan amarah, meledaklah tangisan langit menjadi tetes-tetes deras, dan gelegar dalam guratan kilat menakuti semua orang, bahkan sanggup menghancurkan kokohnya beringin. Ia marah. Marahnya merontokkan dedaunan, menghempaskan atap-atap seng dan melontarkan yang lemah dan rapuh semakin jauh dan terjatuh dalam keasingan.
Dan, langit yang marah membiaskan tangisku hari itu.

Kemudian, saat amarah langit mereda, akupun lega. Menangis bersama langit yang sedang marah.




Masih,
menantimu dalam batas yang tak jelas.

Rabu, 20 Agustus 2008

Aku tidak mengerti laki-laki.

Mereka bilang perempuan itu memusingkan, aneh, penuh misteri dan teka-teki. Tapi, kenyataannya, sama saja, malah laki-laki lah yang lebih memusingkan, aneh, penuh misteri dan teka-teki.
Aku tidak mengerti, apa mereka bodoh atau hanya pura-pura bodoh? Apa mereka tidak tahu bagaimana memperlakukan perempuan?
Ooh Goshhhhh.....

Perempuan itu adalah perhiasan di dunia ini. Dicari banyak laki-laki, bahkan sering diperebutkan. Tapi perempuan adalah perhiasan yang fragile, rapuh. Mereka makhluk terapuh yang pernah ada. Walau kadang mereka bersikap seolah-olah mereka tangguh, tegar, kuat dan tak tersakiti, tapi jangan tertipu, karena itu salah. Mereka bersikap seperti itu karena mereka rapuh tapi tak ingin dikasihani, hanya ingin dimengerti.
Maka perlakukanlah mereka dengan hati-hati, karena mereka perempuan,
begitupun aku, juga ibumu.
Lupakah kalian, laki-laki, bahwa kalian dilahirkan dari rahim seorang ibu?

Kau tahu, saat kau mulai dewasa dan mengenal perempuan lain selain ibumu,
saat kau berani sentuh hati lembut seorang perempuan dengan tangan kasarmu,
saat kau berani menggenggam tangannya terbang ke langit melihat luasnya dunia dan bersenang-senang menikmatinya,
saat itu lah harusnya kau tahu bahwa memperlakukan hati perempuan sama seperti memperlakukan sebuah kotak kaca berisi perhiasan berharga. Jaga ia jangan sampai dilepas dari genggamanmu, karena sekalinya kau lepas genggaman itu, hancur lah hatinya. Hancur lah hati perempuan. Hancur lah hati ibumu. Karena hati adalah bagian yang sangat peka pada perempuan.
Jika harus dianalogikan lagi, perempuan itu seperti uang kertas. Uang kertas tidak boleh robek, karena jika ia robek, tidak ada yang mau memakainya lagi.

Perempuan itu berharga. Perempuan itu tangguh, dalam kerapuhannya.

Senin, 18 Agustus 2008

Aku malu, malu pada MU...

Hari ini, aku membuka kembali pintu besar dan kokoh yang hampir terhalang cinta imortal pada hitam-putih-dunia. Pintu itu adalah jalan masuk ke rumah MU yang telah lama bersemayam dihatiku.
Awalnya aku tidak yakin, akankah KAU menerima kedatanganku lagi, tapi aku sudah merasa tak berarah tanpa MU hingga begitu membutuhkan MU menggenggam tanganku. Lalu aku beranikan diri. Aku berdiri di depan pintu indah dengan ukiran-ukiran suci dari huruf-huruf arab dan mencoba mengetuk pintu itu, tapi pintu itu terlanjur terbuka sebelum sempat bersentuhan dengan jari-jariku. Aku kemudian melangkahkan satu langkah pertamaku. Aku berhenti. Hatiku berdebat dengan fikiranku.
Aku malu, malu pada MU. Kesalahanku banyak, aku tahu. KAU mengingatkanku tapi aku tak mau tahu. Aku malu, malu pada MU. Aku telah begitu sombong dan angkuh berjalan di bumi ini. Aku malu, malu pada MU. Kini aku telah terima akibat perbuatanku, dan aku menyesal. Aku malu, malu pada MU. Akankah KAU maafkan aku?
Tapi aku tak punya tempat bersandar lain selain pada MU. Aku pejamkan mata dan mencoba beranjak lebih jauh lagi memasuki rumah MU, tapi belum aku mengangkat kaki kananku, aku merasakan seberkas sinar hangat memelukku. KAU menghampiriku.
Menghampiriku???
OH... Aku semakin merasa malu. Malu pada MU.
Sinar itu nyaman sekali, membelai kulitku yang bau dan kotor karena banyaknya kesalahan yang aku buat. Tapi, Kau tidak menghiraukannya. KAU malah semakin rapat mendekat, dan KAU berbisik lembut ditelingaku.
"AKU tidak pernah pergi. AKU selalu ada dimanapun, bahkan di hatimu. AKU ada dalam setiap diam dan gerakmu. AKU kirimkan malaikat-malaikatKU di depan dan belakangmu untuk menjagamu"
KAU tak pernah lupakan aku.
Lagi-lagi... Aku malu. Maafkan aku yang telah melupakan MU, maafkan aku yang terlau lama terlarut dalam nikmatnya dunia luar.
Kemudian KAU berkata,

"Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu tidak berdoa dan memohon ampun kepada KU, AKU mengampunimu, AKU tidak peduli dengan dosa-dosa yang ada padamu. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit kemudian kamu memohon ampun kepada KU, AKU mengampunimu dan AKU tidak peduli banyaknya dosamu. Wahai anak Adam, jika kamu mendatangi KU dengan dosa sebesar bumi, kemudian kamu menjumpai KU dengan tidak menyekutukan AKU dengan sesuatu, AKU akan mendatangimu dengan ampunan sebesar bumi pula."

Aku hanya terdiam mendengar NYA. Aku tundukkan wajahku semakin dalam karena terlalu malu pada MU. Begitu banyak kesalahanku hingga seperti tak mungkin termaafkan, tapi, KAU tetap menerimaku kembali, KAU mengasihiku selalu. KAU maafkan aku. Aku sungguh malu, malu padaMU, ALLAH.
MAafkan aku, cinta MU lah yang nyata dan abadi. Cinta MU lah yang tak pernah mematahkan hati. ENGKAU lah satu, Tuhanku yang Tak Tersaingi.
AKU mencintaimu YA ALLAH...

Minggu, 17 Agustus 2008

Life Goes On, Babe!!

Butuh helaan nafas panjang untuk sependapat dengan kenyataan....
dan life goes on, itu yang aku usahakan untuk dijalani.

Hidup ini heterogen. Aku sadari itu. Heterogen dengan keberagaman pengalaman dan perasaan yang menyertainya. Tapi kadang, adanya kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan keinginan membuatku sulit untuk ikhlas menerima.
Kadang aku berfikir, hidup ini terlalu sulit untuk aku jalani, tapi aku tahu, Allah tak akan mungkin memberi kesulitan itu tanpa alasan. Bagiku, semua cobaan ini adalah sebuah mata kuliah pendewasaan diri. Sebuah pelajaran yang mengajariku untuk bisa bersikap dan berfikir lebih matang. Ada ujian diakhir mata kuliah ini, dan aku hanya harus bisa menyelesaikannya sesuai batas kemampuanku. Hasilnya adalah kegagalan atau keberhasilan menata diri ini jadi lebih baik.
Kenyataan aku tidak bisa mengawali mimpiku untuk sekolah lebih tinggi lagi tahun ini harus aku terima, mau atau tidak, karena apa dayaku mengendalikan kenyataan? Aku hanya makhluk Tuhan yang tak punya kuasa sama sekali mengendalikan takdir. Mungkin, bukan saatku untuk meraih cita-cita itu.
dan Life goes on...

what does he see in me???

Apa yang sebenarnya dia lihat dari aku?
Fisik? Kepribadian? Asal usul? Agama? Pendidikan?
"..."
Aku tidak sedang merendah, tapi jujur saja, tak ada yang istimewa dariku. Aku hanyalah gadis biasa yang biasa dan punya kehidupan biasa.
I'm not an extraordinary one,
I'm not a super cute girl,
I'm not also a genius person.
I'm just... me!
Tapi dia, dia adalah mimpi yang jadi nyata. Semua yang aku inginkan dalam diri seorang laki-laki ada padanya. Terlebih lagi, satu hal ini lah yang membuatku terpana, he is not a narrow-minded person. Buktinya, dia menyukaiku yang super ordinary ini dengan apa adanya.

"Seandainya ada yang bisa buat mu yakin adanya kita.. Tapi kita memang ada, walau tak terpecahkan logika, karena ini cinta, sayang. Bukan logika..."
Itu yang dia katakan suatu hari di bulan Oktober tahun lalu.

Waktu begitu cepat berlalu. Kini hampir dua tahun kita bersama. Banyak hal, banyak peristiwa, banyak suka dan canda, ada juga air mata. Perjalanan hati memang tak selalu mulus. Dan... Kita masih bersama. Kau dan aku masih bertahan walau semua orang ragu akan adanya kita. Isn't it great??

Senin, 28 Juli 2008

Sejarah.........

Kadang sejarah bisa jadi sebuah pelajaran yang berharga, untuk itulah dia terkenang, tapi kadang, sejarah bisa jadi sesuatu yang enggan untuk tersentuh kembali. Aku, kamu dan semua makhluk, hidup atau mati, pasti punya sejarah. Bahkan sebuah meja kayu antik pun mempunyai sejarah, yang bermula dari sebuah bibit pohon hingga akhirnya ia lapuk termakan usia dalam bentuk lain.
Sejarah bisa jadi sesuatu hal yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Iya...tentu saja, karena itulah yang dinamakan kehidupan. Menangis atau tertawa.
Aku pernah tertawa. Sering bahkan. Banyak hal, banyak orang yang bisa membuatku tertawa, dari tersenyum simpul bahkan sampai terbahak-bahak tidak terkontrol. Tertawa itu sungguh nikmat ternyata, hingga semua masalah seolah bisa tertiadakan dengan mudah walau dalam beberapa saat.
Aku juga pernah menangis. Menangis karena karena ditinggal orang terkasih atau karena sakit hati.
......Dulu sekali hatiku pernah merasa begitu sakit. Sakit ditinggalkan orang yang aku kasihi. Hatiku hancur jadi berkeping-keping, seperti ribuan kepingan puzzle yang jadi berantakan. Kau tahu, bagaimana sulitnya mengumpulkan setiap serpihan puzzle itu? Aku bilang kau tidak akan pernah tahu rasanya kecuali kau pernah rasakan sakit yang aku rasa. Sakit sekali, hingga selalu ingin aku akhiri. Tapi banyak orang disekelilingku, yang memberiku kekuatan magis untuk tetap bertahan. Aku pun bangkit, dan perlahan-lahan memunguti satu-persatu kepingan puzzle hatiku yang berserakan, aku kumpulkan dan aku susun ulang setiap kepingnya hingga hatiku bisa terbentuk kembali....Agar akhirnya, bisa aku berikan pada orang lain...........
Dan kini, aku tahu siapa orang lain itu. Dia ada bersamaku sejak setahun delapan bulan yang lalu. Dialah yang menyembuhkan semua luka hati ini. Dialah yang pertama kali menggambar kembali segaris senyuman di wajahku. Dialah yang mengulurkan tangannya saat aku hampir semakin jatuh terpuruk dengan kesedihanku.
Dia, adalah kekasihku.
P.S. Terimakasih, kang!

Minggu, 27 Juli 2008

Pukul 10 lebih 43 menit

dalam gelap
ada mimpi menyelinap,
senyap dalam tidur lelap.
tik tok tik tok tik
tangkai jam berdetik
mengiring alunan musik jangkrik berderik.

ding......

Aku memang bukan seorang penyair.

Aku tidak bisa memperindah kata-kata yang terangkai dalam sebuah kalimat. Aku hanya ingin menggambarkan sebentuk perasaan yang kusebut cinta dalam susunan kalimat-kalimat ini. Mungkin tak akan seindah puisi buatan pujangga-pujangga terkenal, tapi yang pasti aku mencoba untuk menuliskan kejujuran yang aku junjung tinggi. Karena itulah kalimat-kalimat ini kutulis.


Kau tanyakan aku kenapa aku menyukaimu.

Aku bilang aku tak tahu. Karena bagiku, tak perlu alasan untuk jatuh cinta padamu. Aku menyukaimu apa adanya. Baikmu, burukmu, aku suka. Kenapa? Aku tak tahu.

Mungkin saja saat itu, "cupid" menemukanku terlalu banyak menangis. Karena kasihan melihat wajah muramku seperti itu, jadi dia mencari cara untuk membuatku bahagia. Kemudian, dia menemukanmu, yang sama sedih hatinya sepertiku. Rupanya, dia juga kasihan padamu. Akhirnya dia memanah aku dan kamu dengan panah cintanya yang beracun. Aku berharap, tak ada penawar untuk racun panah-cinta ini, karena jujur saja, aku tak mau kehilanganmu.

Bawa aku pergi, sayang!
kemanapun...
sejauh apapun...
aku hanya ingin pergi,
bersamamu...
(6.11.2008)

Kamis, 24 Juli 2008

My beloved Grandpa!


Assalamu'alaikuum.... Bagaimana kabarmu, ki? Nyaman disana? Mudah-mudahan tempatmu disana terang dan luas yah!
Kemarin aku satu angkot dengan seorang kakek, yang aku yakin dia pasti seusia denganmu, ki. Kakek itu memakai kemeja putih dan jas hitam. Dengan peci hitam yang dikenakannya, dia terlihat seperti Pak Penghulu, ki...hehe...
Dia begitu renta, berjalan menaiki angkot pun dia sudah terengah-engah, dan....dia sendirian, tak ada yang menemani kakek renta itu.
Aku perhatikan dia hingga dia benar-benar bisa nyaman dengan duduk nya. Kulihat kakinya berlumuran lumpur.
Kakek...sudah darimana saja kau hingga kaki mu kotor seperti itu? bisikku dalam hati.
Dia mengingatkan aku padamu, ki. Seketika saja, aku menangis. Aku merindukanmu, ki....
Aku rindu candaanmu, aku rindu senyumanmu.
Aku rindu....
Cinta itu memang benar terasa seperti udara. Kita tidak pernah tahu betapa berartinya ia setelah kita kehilangannya....
Aku teringat begitu sedih saat itu, saat aku datang menjengukmu di rumah sakit, dan kau menanyakan siapa aku. Betapa aku menyesali banyak waktu yang tak sempat terlewati denganmu hingga kau lupakan aku. Maaf.... Aku tak ada saat kau sakit.
Aku berencana menemuimu jumat itu, karena kau datang dalam mimpiku. Aku pikir, kau pasti senang melihatku walau kau lupa. Tapi mimpi itu nyatanya seperti sebuah salam terakhir darimu, Tuhan menginginkan lain. Aku memang menemuimu, menemui tubuh renta yang kaku dan dingin karena telah habis nafasnya digerogoti waktu. Tak sempat kulihat wajahmu untuk terakhir kalinya karena kain putih itu telah kau kenakan. Aku hanya bisa menangis di dalam kamarmu yang kecil dan sempit, memandangimu dari balik pintu, memandangi semua orang yang wajahnya merah memanas karena menangisi kepergianmu.
Kini, tak ada lagi sosok hangatmu yang kucium tangannya saat aku datang ke rumahmu. Kini, hanya ada seorang perempuan super hebat dan tangguh yang telah setia menemanimu hingga terpisahkan maut. Dia ada bersamamu dalam suka dan duka, susah dan senang, serta sehat dan sakit. Dia begitu bersahaja, dan aku mengaguminya, Abu. Aku yakin, dulu kau jatuh cinta padanya karena dia begitu sabar adanya, iya kan ki?
Ki, maafkan aku, yah!

Minggu, 13 Juli 2008

Si Ayu dari Cirebon


Namanya Kristina Ayuningtyas, single 21 tahun.

Gadis Cirebon yang fasih berbahasa inggris ini punya banyak sekali mimpi, hingga aku tak yakin akankah mimpi-mimpi itu akan terkejar atau tidak.
Salah satu mimpinya adalah married with stranger (orang asing a.k.a bule). Karena katanya, bule itu romantis. Dalam alam khayalnya, dia mengharapkan suatu hari ada seorang bule (laki-laki tentunya) yang memainkan gitar sambil menyanyikan sebuah lagu romantis yang ditujukan hanya untuknya di depan banyak orang. Baginya adegan itu merupakan sebuah peristiwa yang hanya bisa dilakukan oleh seorang laki-laki yang berani dan gentle. And yup... Gentleman and braveman adalah sebuah keharusan bagi lelaki manapun yang berminat mempersuntingnya. Beuh
Dia juga bercita-cita ingin pergi ke Tanah Lot, Bali dan mungkin menetap disana. Tidak tahu alasan pastinya apa, mungkin hanya untuk melengkapi kesenangannya pada hal-hal romantis atau mungkin juga karena di Bali, bule bisa dengan mudah ditemukan. Yang pasti itu hanya sedikit dari sekian banyak mimpi yang dia punya. Kejar terus impian mu nak!!
Well... Tulisan ini sebenarnya bukan untuk mempromosikan si Ayu yang hobi bernyanyi ini, tapi untuk sekedar menghibur hatinya, hati yang baru sakit dan belum sembuh benar. Aku tidak tahu kenapa, karena dia tidak pernah mau menceritakannya padaku, tapi aku tahu dia sakit, dan aku akan membantunya mengobati rasa sakit itu. Sama seperti dia yang dengan telatennya merawatku dulu sewaktu aku sakit, menjagaku semalaman hingga mencarikan es batu tengah malam demi menurunkan tingginya suhu tubuhku saat itu. Sakit yang kurasakan dulu berbeda tentunya dengan sakit yang dia rasa kini, tapi terasanya sama saja bagiku, sakit.
Dia, sahabat setia. Perhatiannya yang berlebih itu yang membuatnya istimewa buatku. Bahkan sampai urusan asmara pun dia bisa sebegitu care nya. Ya...seseorang mungkin tahu maksudku. Tapi...Diluar semua ocehanku itu, aku hanya ingin menyenangkan hatinya. Aku ingin dia tahu, bahwa dia punya banyak sekali teman yang akan selalu ada untuk menghiburnya seberat apapun cobaan yang sedang dia hadapi.
Ganbatte Kudasai!!!!!!!!!!!!!!



Catatan malam dalam tetes yang tak kedengaran

Dalam riak gerimis aku menanti
Terpaku kaku dengan mata sayu
Setiap tetes ku pandangi
Berharap ku dapati bayang mu


Sudah lama aku berteman dengan malam. Banyak waktu yang telah terlewat ku habiskan bersama malam dengan hanya sekedar mengobrol; mulai dari membicarakan hal-hal sepele sampai ke hal-hal serius, seperti masa depan. Hanya satu alasan yang ada:

Dia…….,

Dia ada bersama malam.
Ada banyak candaan dan cerita yang selalu membuatku betah berlama-lama menikmati setiap malam bersamanya. Namun malam tadi, dia tak datang.


Hanya Sekedar Mengingatkan!

"Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris" Surah an-Naba':18

Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: 'wahai Muaz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....
BARISAN PERTAMA
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEDUA
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meninggalkan sholat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KETIGA
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEEMPAT
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli,
BARISAN KELIMA
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEENAM
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KETUJUH
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEDELAPAN
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KESEMBILAN
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah
neraka..."
BARISAN KESEPULUH
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KESEBELAS
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang
minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEDUA BELAS
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia
keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih..."

Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat
rahmat dari Allah SWT...Amin...

Bismillahirrohmanirrohim



Ku awali semua dengan kalimat ini. Agar aku senantiasa mendapat keridloan Nya.

Dia satu-satunya tempat ku kembali.
Dia satu-satunya yang tak pernah membuat ku patah hati.
Dia selalu ada dan tak pernah pergi.
Dia Penguasa setiap roh di muka bumi.
Dia Maha Mengetahui segala isi hati.


Tak tersadar, waktu berganti. Setiap nafas sedang berbaris menanti diakhirinya sebuah masa.
Aku manusia terbodoh yag tak pernah hargai waktu, seolah aku tidak tahu bahwa waktulah yang kan menghabisiku kelak.

Ya Allah... kepada Mu aku berlindung, kepada Mu aku memohon ampun dan hanya kepada Mu aku meminta. Engkau satu-satunya harapan ku, ya Allah....

Kamis, 10 Juli 2008

Orang yang Tepat


tee_Az T@zmania: aku punya cita-cita bisa foto kayak gitu, walaupun cuma punya satu, that would be enough.
vemciamik: iya..., tapi harus sama orang yang tepat, kalo enggak... ntar nyesel!!
tee_Az T@zmania: iyalah... "orang yang tepat".
tee_Az T@zmania: sebenernya apa sih definisi "orang yang tepat?"
vemciamik: apa yah??? "orang yang tepat" ???.........mungkin "orang yang tepat" bisa dikasih contrengan nilai di kertas jawaban dan menambah poin di buku raport....
tee_Az T@zmania: oo... Terus kamu udah nemuin?
vemciamik: aku?? emm... aku harus nanya Yang-Ngasih-Contrengan-Nilai-Itu dulu untuk tahu apa yang aku pilih itu "orang yang tepat" atau bukan.
tee_Az T@zmania: oo... kenapa gak kamu yang menentukan? itu kan jalan hidup kamu? kalo kamu nunggu jawaban, artinya hidup kamu dia yang menentukan. Kecuali yang ngasih nilai itu Tuhan. What can we do?
vemciamik: Dia (pake huruf kapital di awalnya), karena yang menentukan hidup kita itu Tuhan, yas. Aku bisa saja memilih... mau ini...mau itu...Tapi tetap semua itu Dia yang ngatur. Dia ngasih kita cuma dua pilihan: baik atau buruk. Tinggal kamu pilih salah satu bersama konsekuensinya. Yang ngasih contrengan "betul" atau "salah" itulah Tuhan.....Itu maksud aku.
tee_Az T@zmania: kecuali yang ngasih nilai itu Tuhan, kita gak bisa nolak.
tee_Az T@zmania: yup...sekarang aku jadi lega. Karena aku baru sadar kalo apa yang aku jalani sekarang karena keinginan Dia. Kehendak Dia. Mau nolak segimana keras pun gak akan pernah berubah. Aku jadi lega banget.
vemciamik: iya...minta apapun padaNya!! apapun...insyaAllah dikabulkan. mungkin selama ini kita terlalu sombong dengan semua yang kita miliki sampai kita melupakanNya.
tee_Az T@zmania: kamu bener banget! selama ini, apa yang aku minta selalu terkabul. Alhamdulillah....
vemciamik: berpikiran positif lah!!! yah!!!
tee_Az T@zmania: I have that positive energy...cuma kemaren sempet terhalang kabut.
vemciamik: kabut itu rapuh, yas... dengan satu sentuhan jari kamu saja dia bisa tiba-tiba menguap dengan mudah. Gak usah kuatir!
tee_Az T@zmania: yup... u r rite. Setelah ngobrol ma kamu, baru terbuka....makasih yah!
tee_Az T@zmania: kamu cocok jadi motivator yah!
vemciamik: hahahahah.....dasar!


Dan setelah chat singkat sore ini, aku berfikir tentang banyak hal yang sebelumnya tidak sampai masuk ke bilik-bilik otak ini. Banyak hal yang aku pun tidak begitu mengerti. Tentang kehidupan, cinta, dan Tuhan. Ketiga kata itu seolah saling bergantungan satu dengan lainnya.
Ah..sudahlah..... Semakin aku memikirkannya, semakin banyak pertanyaan yang bermunculan setelahnya, padahal aku belum menemukan satu jawaban pun dari semua pertanyaan yang ada.

Senin, 30 Juni 2008

K-A-K-I

Kaki. K-A-K-I.

Kaki ini hanya ada dua. Satu di kiri, satu di kanan.
Keduanya bergerak berlawanan, bisa maju, bisa mundur, tapi tetap satu tujuannya.
Kaki ini bergerak kemanapun Si Empunya inginkan.
Kaki ini membawa seluruh dirimu pergi, datang dan pulang.
Kaki inilah yang selalu ada dimanapun kamu berada.
KAKI
Pernahkah kita bersyukur memilikinya?
Pernahkah kita merayakan sebuah pesta makan-makan untuk sekedar berterimakasih kepada kaki-kaki kita?
Pernahkah???
Selama hidup mempunyai kaki, apa saja yang diperbuatmu terhadapnya?
Berjalan?Berlari?Berjingkrak?Atau bahkan menendang pantat orang-orang yang tidak kamu kasihani?
Selama hidup mempunyai kaki, kemana saja kamu membuat kaki-kaki itu membawamu?
Rumah?Sekolah?Tempat ibadah?Atau bahkan Diskotik tempat kaki-kaki digoyangkan musik asik oleh si pemilik?
Kaki. Berterimakasihlah pada sepasang kaki itu, karena tanpanya kita tidak akan mampu melihat dunia.

TERIMAKASIH KAKI-KAKI KU!!

I won't let you fall...

Dia adalah sahabat, kakak dan kekasihku.
Ya...kekasihku.
Banyak peristiwa yang sudah kualami dalam hidup ini, dan dia selalu ada.
Dia seperti sebuah pohon besar tempatku berteduh saat langit dan bumi tidak bersahabat dengan duniaku. Daun lebatnya memeluku hangat penuh kasih dalam setiap tetes air mata duka dan suka. Ranting kuatnya menjagaku aman dalam kacaunya hidup yang tak tahu arah ini. Dahan merambatnya mendamaikan hatiku dalam setiap tutur lembut katanya.
Dia ada. Selalu ada.
Aku sering duduk dibawah pohon itu, tempat kusandarkan semua perasaan, sambil bercerita tentang banyak hal: keluarga, sahabat, kekasih, orang-orang yang datang dan pergi begitu saja yang terkadang meninggalkan jejak tak terhapus dalam kotak kenangan, dan juga masa depan....Bahkan, terkadang kita tak membicarakan apapun. Duduk bersama menghabiskan hari dalam kebisuan mampu bercerita banyak hal yang sulit terungkapkan. Seolah kita bisa saling membaca pikiran masing-masing.
Aaah..kita begitu dekat. Begitu sehati. Seperti tautan tangan yang saling mengisi setiap celah diantara jemari.

Dia begitu tegar, tak terkalahkan apapun kecuali oleh satu, Cinta.
Satu kata yang mempunyai berjuta makna itu melemahkannya pelan-pelan. Bayangan pohon besar yang kokoh itu pun lenyap tiba-tiba saat air matanya mengalir lembut di pipinya. Dia menjadi begitu rapuh. Aku ingin menyelami jauh kedasar hatinya, menjadi tameng dari semua virus Cinta yang melumpuhkannya. Aku ingin, tapi tak punya daya. Maka kubiarkan tangisannya meleleh begitu saja di bahuku, dengan begitu aku telah memberinya sedikit rasa nyaman. Sedikit. Hanya sedikit.
"Jangan bersedih, sayang!!"
Itu yang selalu ku katakan. Tapi kalimat itu hanya membuatnya semakin tenggelam, dan aku hanya punya sepasang tangan mungil yang selalu terulur untuknya. Selalu. Walau aku tak pernah benar-benar sanggup menariknya keluar dari jebakan Cinta yang semakin menelannya, setidaknya aku bisa mempertahankannya agar tidak terjatuh.
Aku tidak akan membiarkan mu terjatuh, mal!!!

Sabtu, 28 Juni 2008

Waktu

Green and yellow watch (time)

Sepertinya ku tidak pernah bisa memulai menuliskan satu kata pun yang ada dalam fikiranku. Semua kata mungkin terlanjur terperangkap dalam sebuah jebakan yang dinamakan “kemalasan”. Ah…mungkin begini bisa jadi awal.
………………………………………………………………………………………………………………………………


Dia tak akan mungkin mau menunggu. Dia ada, pelan tapi pasti dan tak pernah terhenti. Dia malah akan semakin cepat berlari saat kita lengah, saat kita mulai terlena. Dia tak pernah lelah apalagi mengeluh. Dia adalah waktu. Dia seperti detakan jantungmu yang memberi kehidupan dan akan berhenti saat Sang Pencipta Keindahan menghendaki. Dia pun tak kenal kompromi. Dia lah sang pemegang kunci. Kunci dari dua buah pintu bernama kenangan dan harapan. Pintu-pintu itu seperti "pintu kemana saja". Dia bisa membawa kita pergi jauh kemana pun menuju angan-angan dalam ruangan harapan, dia juga bisa mengembalikan kita ke setiap penyesalan dalam ruang kenangan masa lalu. Tapi sayang... dia tak punya kewenangan memberi free pass untuk membukakan “pintu kemana saja” itu. Karena waktu tak mungkin bisa dikelabui. Waktu punya caranya sendiri.

....dan waktu pun berputar pasti. Tak hanya meninggalkan kenangan yang tak ingin terlupakan tapi juga penyesalan yang sialnya begitu sulit untuk dilupakan.Waktu pun berputar pasti. Membukakan celah harapan bagi siapapun yang bangkit mengejar masa depan.


Jumat, 27 Juni 2008

first day on earth

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday to you

I wish I could sing that song for you today,
I wish I could....

Saat ini aku berharap disampingmu...menyanyikan lagu itu bersama dengan riang, melihatmu meniupkan lilin 26 itu dengan penuh harap...atau mungkin melayangkan sedikit kecupan di pipimu, sayang...
aku ingin, sungguh!!!
aku mungkin tak bisa berikan apapun sebagai hadiah ulang tahun mu, tapi aku hanya bisa berikan sebentuk perasaan tulus bernama "cinta" untukmu.
Selamat ulang tahun. sayang....ada aku disini yang selalu mendukungmu, mendo'akanmu!

Kamis, 26 Juni 2008

Untitled


Aku mengeluh kepada malam tentang bintang,

Karena malam sahabat bintang.

Namun bintang sembunyi dibalik mendung malam ini

Dan aku menanti, tapi malam seakan tak peduli.

Ah..sudahlah..percuma saja.

Bukan bintang yang kunanti sekarang, tapi malam yang kuharapkan cepat berganti terang, agar aku bisa menemui bintangku di esok malam yang cerah karena aku merindukannya.

Saat ini


senja turun perlahan...

....hangat.....

nyaman rasanya saat sinarnya menerpa sebagian kulitku...

tapi,

hatiku saat ini tak senyaman belaian lembut mentari.

hatiku saat ini serupa langit mendung di pagi hari..

gelap,
dan dingin....

what a dizzy day

Jalan berfikirku mulai buntu....bukan...bukan mulai, tapi sedang. Aku bingung, hanya karena tidak ada apa-apa dalam fikiranku.
Aaargh...aku benar-benar sudah muak dengan keadaan yang sedang berlangsung ini...aku bahkan tidak tahu apa yang sedang aku tulis. Tanpa arah, tanpa fikiran. Aku hanya menulis mengikuti tanganku saja. bergerak menulis apapun yang dia mau.
sudahlah...aku bosan...aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi...Waktu membuatku terjebak disini.
Hah..kenapa aku harus salahkan waktu?
Apa salah waktu hingga aku harus menyalahkannya dalam tulisan ini???Sudahlah...lebih baik diam saja!!!
OK!!! Aku diam. Sedari tadi pun aku sudah diam. bibirku kelu tidak bergerak sama sekali, tapi fikiranku yang membual. Fikiranku yang menuntunkun menulis semua bualan ini.

Sudah cukup!!!!

Ah...benar-benar tidak ada apa-apa dalam fikiranku. Duduk sendiri di depan sebuah taman kecil yang sederhana dengan sentuhan angin sepoi-sepoi dan suara gemericik air mancur kecil di bawah pohon mangga membuatku mengantuk....

Tuk Seseorang Diujung

pikiranku jauh...terbawa terbang sayap burung-burung yang bergegas pulang.

ingin rasanya aku ikut menerawang bersama mereka,
bersama pikiranku,
karena...
ada dirimu disana...

..............
..............
ah...tapi ku tak bersayap...





(sayang, bawalah aku terbang dengan sayapmu yang tak kelihatan!!!)

Matahari Pagi

Canada, Alberta, Canmore, sunrise over mountains


hangat mu adalah yang paling kurindu
saat malam menjelang menghabisi pagi, siang dan sore.


Belakangan baru aku sadari, waktu hidupku terlalu cepat. Tak terasa malam berganti, pagi terlewat, siang pun begitu membosankannya hingga selalu ingin segera ku akhiri.
aahh....tapi sungguh aku begitu merindukan mu, matahari pagi.
selalu saja kulalui hari tanpa hangatmu...malam membuaiku terlalu lama dalam pelukannya.

Rabu, 25 Juni 2008

My Only Savior


kau datang pada saat yang tepat,
saat langit mulai layung,
seperti disambut bibir hangat yang merekah dari timur...
kau datang, sayang...


YOU are my only savior.
That's the first reason why i love you.
kamu datang saat aku tak berharap apapun dalam hidup ini.
kamu datang, sayang... membawa sedikit cerah harapan.
kamu datang...
dan aku tak pernah berharap kamu kan pergi...

aku tak pernah tahu dimanakah awalnya rasa ini bermula.
tapi pasti, ada dan nyata...

YOU bring the light back to me.
in my whole life...i only want to share every moment with you.
just you...

YOU


hanya sendiri, menatap langit, melukis raut wajah yang tak ku kenali tapi terusik kerlipan bintang-bintang, dan bayang mu pun tetap jadi siluet kelabu dalam dunia imajinerku.
14 Desember 2006

kau tahu kenapa Tuhan mempertemukan kita dirumitnya dunia maya??
jujur, aku tidak tahu... tapi saat itu aku yakin ada celah disana untuk kita.

embun pagi


malam lelah, hendak pulang menitipkan embun kepada pagi mentari mengintip dari balik gunung menanti waktu yang tepat membawa pulang embun dan katakan "Selamat Pagi!"
22 November 2006

kau ingat sayang, itu sms pertama di pagi pertama kita bersama.
ah..iya..tentu saja kau lupa, aku tahu...
dan aku tak pernah marah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...