Jumat, 23 Januari 2009

T_T


ingin dipeluk Tuhan,
aku sempoyongan........

Rabu, 21 Januari 2009

bersandarlah!

dan menangislah... menangislah...
menangislah bersamaku, gerimis yang menenangkan!
gerimis yang membawa tetes-tetes berkah di akhir kisah,
gerimis yang selalu kau suka.
maka, menangislah!


Lalu ku biarkan air wudlu membasuh sisa air mata yang hampir kering. Ku jalani sholat tiga raka'at sore itu, bersama gerimis, yang selalu mengerti isi hati.
dan... mencoba khusuk.
Tahiyat akhir pun terlalui, dan berakhir dengan salam. Dzikir ku lafalkan, sembari merasakan kehadiranMu di setiap pembuluh darahku.
Maka, banyak do'a ku pinta sore itu.

"Sadarilah sifat-sifatmu, niscaya Allah membantumu dengan sifat-sifatNya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah membantumu dengan kemuliaanNya. Akuilah ketidakberdayaanmu, niscaya Allah membantumu dengan kekuasaanNya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah membantumu dengan kekuatanNya."

Selesai membaca syahadat dan hamdallah, ku ambil Al-Qur'an yang lama sudah tidak tersentuh lembaran-lembarannya. Lalu ku buka lembaran halaman surat ke 36, dan ku baca setiap ayatnya. Hingga ayat ke 21, ku akhiri ritual sholatku sore itu dengan shodakallah hul'adziim.


(kau tahu, do'a perempuan itu lebih ampuh, karena perempuan adalah makhluk yang penyayang)

Ganbaro, mow!!

sssttt....dengar...dengar...ada yang berbisik!

Dengarkan baik-baik mow, sesuatu sedang mencoba menyampaikan sebuah pesan padamu.
Dengarkan baik-baik!

Tapi suaranya terlalu pelan dan tersamarkan riuh angin yang menggesekkan dedaunan sirsak depan rumah. Apa yang ingin disampaikannya?

Jangan berisik! Coba tahan nafasmu sebentar, jangan pula berkedip! Konsentrasi! Fokuskan telinga pada apa yang akan kamu dengar!

...ssttssttt....

You're about to be defeated, my dear friend!!"

Apa?? Apa yang baru saja dia katakan? Aku tidak mengerti?

Ayo coba pasang telingamu baik-baik! kita dengarkan lagi!

"Belum, kamu belum kalah, jangan menyerah! seringkali, apa yang terlihat dan terdengar tidak sama dengan kenyataan, mow! Tetaplah fokus pada apa yang kamu inginkan! Kamu telah meminta pada Dzat yang tepat, maka tak perlu lah ragu!"

Hah? Apa? kamu mengerti, mow?

Mmmh...sepertinya iya...

"Tidak kah kau melihat pertanda? jejak? semua itu terlihat nyata! belum sadar juga, mow? Kamu tertipu!!"

Apa lagi itu? tertipu?

Aku rasa mungkin saja...

"Sudahlah...jangan didengar bualannya itu. Kamu pun tahu kan, mow, bahwa DIA akan memberi semua yang kamu ingin selama kamu yakin dan optimis akan mendapatkannya? Tenang saja, mow, ada DIA memegangimu."

Iya aku tahu.

Lalu?

Optimis? Oke lah!

Sabtu, 17 Januari 2009

.....

Ramadan

Aku ingat, saat Idul Adha tahun lalu;
Lafal takbir yang sama yang terdengar dari ujung telepon,
membuatku merasa kita dekat,
lebih dekat.
Menciutkan jarak yang nyata terbentang diantara kita.

at last ...

Jika saja aku bisa melepas tali yang mengikat mati kakiku ini dan berlari ke sana, ke tempatmu memandang bintang-bintang terang itu dari atas bukit, duduk disampingmu. Sejenak kemudian, merasa tidak tahan dengan dingin yang semakin mendesak, merebahkan diri lah aku dalam pelukanmu.
Jika saja aku bisa menanggalkan semua yang terpaut dengan pikiranku, dan memaksakan langkahku beranjak untuk tidak sekedar diam dan menanti.
Jika saja aku punya daya, bahkan untuk sekedar mengisi celah diantara jemarimu.

Aku pun hanya bisa menghela nafas, lebih dalam setiap kali merindukanmu.


dan
akhirnya, hanya aku dan Tuhanku yang tahu, apa yang aku lakukan untuk bisa tetap bersamamu.

beritahu aku

Bagaimana jika aku memulai tulisan ini dengan sebuah pertanyaan?
Bagaimana jika pertanyaan yang aku awali melahirkan beberapa pertanyaan baru?
Bagaimana jika tidak ada yang bisa menjawab semua pertanyaan yang bermunculan itu?
Beritahu aku bagaimana?

Lillahita'ala....

Tak ada yang bisa aku tuliskan lagi.

Senin, 05 Januari 2009

-I do really want you to know-



Aku begitu ingin kau tahu; bahwa ada rasa yang seringnya menyelinap masuk bersama oksigen yang ku hirup perlahan saat hening dan sendiri, rasa yang memonopoli setiap fikiranku dengan namamu saat terpejam, rasa itu yang membuatku menyadari ketidakberdayaanku ini, rasa yang perlahan mengelupas lapis demi lapis epidermis kulitku saat kau tidak ada disekelilingku, rasa yang menyita banyak ruang fikirku saat malam sepi tak berdering, rasa itu ada saat aku merindumu.


Aku begitu ingin kau tahu; bahwa ada rasa yang terkadang meracuni setiap kolom otakku dengan sketsa-sketsa hidupmu yang ku reka-reka sendiri, rasa yang selalu bisa melemahkan pertahanan sabarku dan melambatkan kepakkan sayap-sayap pengharapanku, rasa yang memberdayaku dengan semua fikiran tak karuan tentangmu, rasa yang tak jarang menggodaku agar menyerah dan pasrah saja, rasa yang sialnya sering membuatku mempertanyakanmu, rasa itu bernama 'cemburu'.


Tapi satu yang pasti, Aku begitu ingin kau tahu; bahwa ada rasa yang nyata lebih jelas dari kehadiranmu di hari-hariku, rasa yang sama sekali tak tertepiskan, rasa yang aku tidak tahu seberapa dalam dasarnya, rasa yang bisa menaklukan keegoisan "rindu" dan "cemburu", rasa yang pekat menyengat yang sulit untuk dinetralisir, rasa yang bentuknya aku lukis sederhana di ruang mejikuhibiniu hatiku dan menjadi warna yang benar-benar baru dan tidak terduakan, rasa yang aku rasakan saat kau bilang 'I love you more'.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...