Minggu, 05 Oktober 2008

Mencari Celah


Riuh suara dedaunan bergesekan tersenggol hembusan angin. Dinginnya nyata menusuki kulitku sore ini. Aku bergidik mengusap-usap pangkal lenganku dan merungkut menenggelamkan wajahku semakin dalam diantara lutut yang gemetar.
Aku sendirian di sore yang berangin ini. Mengharapkan sesuatu. Seseorang.

Sore pun berlalu, matahari bergegas pulang menggiring serta harapanku kedalam gelap.

Gelap?? Harapan?? Menjadi Gelap??
Gelapkah?
Aku tidak tahu. Mungkin saja harapan itu memang menjadi gelap saat aku ingin lelap dalam senyap yang pengap dan terlupa. Sejenak terlupa akan semua harapan. Maka ku gelapkan saja.
Dan saat mentari merangkak pelan dari ufuk timur keesokan harinya, mungkin aku kan dapati kembali harapan yang cerah dan hangat, menyapaku dengan tatapan semangat yang berartikan bahwa "harapanku adalah hidupku, teruslah berharap walau hanya ada sedikit celah"

Lalu dimanakah celah itu berada?
Benarkah harapan itu adalah hidupku? Benarkah aku harus terus berharap?
Sesungguhnya hidup ini memang penuh dengan ketidakpastian.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...