Aku memang bukan seorang penyair.
Aku tidak bisa memperindah kata-kata yang terangkai dalam sebuah kalimat. Aku hanya ingin menggambarkan sebentuk perasaan yang kusebut cinta dalam susunan kalimat-kalimat ini. Mungkin tak akan seindah puisi buatan pujangga-pujangga terkenal, tapi yang pasti aku mencoba untuk menuliskan kejujuran yang aku junjung tinggi. Karena itulah kalimat-kalimat ini kutulis.
Kau tanyakan aku kenapa aku menyukaimu.
Aku bilang aku tak tahu. Karena bagiku, tak perlu alasan untuk jatuh cinta padamu. Aku menyukaimu apa adanya. Baikmu, burukmu, aku suka. Kenapa? Aku tak tahu.
Mungkin saja saat itu, "cupid" menemukanku terlalu banyak menangis. Karena kasihan melihat wajah muramku seperti itu, jadi dia mencari cara untuk membuatku bahagia. Kemudian, dia menemukanmu, yang sama sedih hatinya sepertiku. Rupanya, dia juga kasihan padamu. Akhirnya dia memanah aku dan kamu dengan panah cintanya yang beracun. Aku berharap, tak ada penawar untuk racun panah-cinta ini, karena jujur saja, aku tak mau kehilanganmu.
Bawa aku pergi, sayang!
kemanapun...
sejauh apapun...
aku hanya ingin pergi,
bersamamu...
(6.11.2008)
Bawa aku pergi, sayang!
kemanapun...
sejauh apapun...
aku hanya ingin pergi,
bersamamu...
(6.11.2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar