Jumat, 04 September 2009

SHE has NO shoulder to cry on


menitik air, dan gemercik terdengar,
dia sendirian disudut ruangan itu, menatap lelehan hujan yang merayap di dinding jendela. Hujan diluar, tapi dia pun merasai tetesan yang sama mengalir di pipinya.
Dia benci hujan saat itu, begitu membencinya.
Kenapa hujan???, makinya dalam hati.

Demi hari itu, ia rela bangun lebih pagi bersiap diri, sedari siang pun tak sabar menanti,
hingga di sore yang cerah harapannya terpupuskan, cuaca berbalik arah seperti membencinya,
langit cerah perlahan berawan, mendung semakin menggelapkan emoticon bahagia yang ia pasang di raut mukanya seharian,
hingga setetes demi setetes rintik itu meriak di kolam ikan di halaman rumahnya, dan patah sudah harapannya.
dia menangis sendirian disudut ruangan itu, memaki setiap tetes yang membentangi semua harapannya hari itu.
Kenapa hujan????

dan,
cuaca yang seolah membencinya itu menjadi begitu dia benci.



pict from here

1 komentar:

Anonim mengatakan...

is it metaphor?????

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...