Selasa, 25 Agustus 2009

Mimpi Buruk Sofa Merah

broken heart

“sungguh aku sayang kamu, tapi aku mencintainya” kata laki-laki itu suatu sore padanya.

Perempuan disampingnya tidak berkata apa-apa, lidahnya kelu. Dia tidak bergerak sedikitpun dan mungkin nafasnya terhenti seketika itu juga. Mungkin rasanya seperti ada banyak sekali jarum menusuki kulitnya saat dia mendengar kalimat itu.

Sakit.

Namun, hanya kedua mata besar indahnya yang bisa mengutarakan sejuta bahasa kepedihan dihatinya. Perlahan, ia melepaskan tangan yang saling menggenggam sejak mereka duduk di sofa merah itu, sofa yang menjadi saksi peraduan mereka, sofa yang menjadi pihak ketiga dalam perjalanan hati mereka.

Sofa merah itu, kini dibungkam kecewa yang dalam. Sofa merah itu, kini lirih dalam kesunyian yang nyata. Dan pandangan seolah memburam, lalu bulir yang tak tertahankan lagi pun menetes sempurna di pipinya. Bulir pertama, kedua dan akhirnya menganak mengikuti lekukan tirus pipi mulus itu.

Dia pun terisak dalam diam,
di buaian sofa merah.

...

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...