Jumat, 15 Mei 2009

an irrevocable will

Hujan pun turun,
ia menengadah,
dan tetes-tetes hujan malam itu terasa tetes-tetes jarum menghujam kulitnya,
menembus langsung melewati aliran darah dan ikut terpompa masuk ke dalam bilik-bilik jantungnya,
perih,
ia meringis,
menangis.


That's the first time I saw him crying, under the rain.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...