Senin, 15 Juni 2009

HER

Aku ingin pulang,
katamu dalam percakapan tanpa kabel di pagi yang masih buta. Sementara aku, masih sibuk menarik-narik selimut dan memperbaiki letak bantal dibalik punggungku.
Aku...,
dan suaranya mulai terbagi, antara nafas yang terengah-engah dan tangis yang sudah tidak mau lagi sembunyi.Aku diam mencoba mengartikan 'aku ingin pulang'-nya yang tiba-tiba hadir ketika aku baru ingin melanjutkan mimpi yang terpotong subuh tadi.
Aku tidak sanggup lagi, aku ingin pulang, pokoknya pulang!!!
katamu semakin tegas nada-nada yang diberikan disetiap katanya.

Lalu tangismu pun merajai spasi dalam ruang kosong kata-kata yang berisakan. Tetap aku tidak bersuara, aku tidak tahu bagaimana menasihatimu, karena kau pun hanya akan mengira aku tidak mengerti.

Maka ku biarkan tangismu melalui keheningan bentangan jarak kita. Sayang, seandainya aku ada bersamamu, biarkan pelukku meluruhkan sabagian perih yang kau simpan dalam matamu, biarkan aku melebur didalamnya, menjadi apapun dalam mata indahmu itu, agar aku lihat apa yang kamu lihat, agar aku rasa apa yang kamu rasa, agar aku mengerti apa yang kamu ingin aku mengerti.

-dan matahari pagi pun, membungkam sinar seketika-

2 komentar:

ann mengatakan...

trying the best..trying harder....
trying forever...

Anonim mengatakan...

haiyahh..ini postingan udah lama.....cari inspirasi lagi lahh!!!

*si Vannessaaa freakin fansss

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...